Ibu bunuh bayi sendiri demi untuk menyelamatkan beribu nyawa
Terowong bawah tanah di desa Cu Chi kini lebih dikenal sebagai tempat sejarah yang menarik. Namun, lorong bawah yang menjadi tempat sembunyi perjuangan Vietcong dalam perang melawan Amerika Syarikat (1959-1975) menyimpan sejumlah cerita kelam. “Ramai pelancong yang lebih mengagumi kisah para pejuang Vietcong bersama dengan pasukan Vietnam dalam berperang melawan Perancis dan Amerika yang membantu Vietnam Selatan. Ada sejumlah kenangan pahit dan penderita yang dirasakan sekitar 10 ribu pejuang dan warga yang harus berpuluh tahun tinggal di lorong sempit dan gelap,” kata Nhi Nguyen, seorang pemandu pelancong di Kota Ho Chi Minh.
Satu kisah yang menyayat hati adalah pengorbanan seorang ibu bernama Le yang terpaksa membunuh seorang anaknya yang baru lahir demi menyelamatkan nasib banyak orang di lorong bawah tanah.Kisah ini terjadi ketika berlangsung ketika Vietnam berperang melawan Amerika.
“Zaman perang, pemerintah meminta perempuan tidak berhubungan seks dengan pasangannya selama tinggal di terowongan. Namun, seorang perempuan Vietcong waktu itu ternyata sudah mengandung,” kata Nhi .
“Ibu itu terpaksa melahirkan anaknya di ruang bawah tanah. Namun, bayi yang baru lahir, itu menangis dengan kuat. Ini sangat berbahaya,” kata Nhi.
“Tangis bayi itu boleh terdengar di atas permukaan tanah. Ini risiko membuat pasukan Amerika mengetahui dan menyerang terowongan,” kata Nhi lagi.
Maka, ibu itu tidak ada cara lain menghentikan tangisan anaknya selain membunuhnya. “Hidung bayi itu terus ditutup sampai anaknya tak bergerak lagi,” ujar Nhi.
Bagi para komandan dan pejuang Vietcong, langkah ibu Le merupakan tindakan yang nekad kerana biolehn menyelamatkan banyak jiwa dari serangan bom artileri dan pesawat tempur Amerika ke terowongan Chu Ci. Namun, perempuan itu menjadi sangat sedih dan akibatnyadia trauma.
“Dia merasa sangat kehilangan atas kepergian anaknya yang terpaksa dibunuh. Maka, setelah Vietnam bersatu dan merdeka pada 1975, ibu itu jiwanya terganggu lalu bunuh diri,” kata Nhi yang terbawa oleh kisah itu hingga mengalirkan air mata.
Bosnya, Hung Tran, mengungkapkan bahwa kisah itu kini selalu diutarakan para pemandu wisata setiap kali mereka mengantar para turis ke terowongan Cu Chi
sedihnya...
ReplyDelete