Tressa Middleton masih duduk di bangku sekolah rendah ketika melahirkan
anak pertama. Usianya masih belum genap 12 tahun ketika abangnya
melakukan kekerasan seksual yang membuat dia hamil.
Hasil DNA membuktikan bahawa abangnya sebagai ayah biologi anak
perempuannya. Akibat perbuatan itu membuat abangnya dipenjara. Sementara
ia harus membesarkan putri kecilnya seorang diri.
Dua tahun berjuang membesarkan anaknya, Middleton akhirnya menyerah.
Gadis asal Bathgate, West Lothian, ini terpaksa menuruti saran lembaga
sosial untuk menyerahkan puterinya kepada orang tua asuh demi masa depan
lebih baik.
"Hati saya berkecamuk, ketika mereka membawa putri saya untuk diterima
pakai," ujarnya, dipetik The Sun. "Saya tahu, saya terlalu muda menjadi
seorang ibu, tapi saya dua tahun membesarkannya sendiri, saya mencintai
dia lebih dari segalanya."
Enam tahun berlalu. Kini, Middleton tengah menunggu kelahiran anak kedua, hasil cinta bersama pasangan hidupnya. "Saya bahagia akan kembali menjadi ibu, tapi di sisi lain saya takut. Saya trauma dengan pengalaman masa lalu yang membuat putri saya diragut."
Trauma itu memang masih menyiksa. Setiap malam, ia selalu tidur dengan patung beruang milik putrinya terdahulu. Itu menjadi lambang bahawa ia tak akan pernah melupakan dan mengikis cintanya untuk sang puteri.
Ia berharap suatu saat boleh bertemu lagi dengan puteri sulungnya. Setiap tahun, ia mendapat dua surat dari orang tua asuh putrinya. Melalui surat itu, ia boleh menyemak keadaan putrinya dalam keadaan baik, meski ia tak boleh menyentuhnya.
"Saya ingin mengatakan saya sangat mencintainya, dan jika ia ingin bertemu saya selalu ada bila-bila masa untuk dia," ujarnya
0 comments:
Post a Comment